DAERAH  

Campak, Penyakit Sangat Menular Mewabah di Balanipa, 13 Kasus Ditemukan

POLMAN – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar (Polman) dan pemerintah setempat bergerak cepat melakukan upaya pengendalian kasus campak yang terdeteksi di wilayah kerja Puskesmas Pambusuang, Kecamatan Balanipa.

Tercatat 13 kasus klinik campak di Kecamatan Balanipa ditemukan setelah dilakukan penelusuran lapangan.

Langkah-langkah yang telah dilakukan antara lain:

  1. Penyelidikan epidemiologi (PE) terhadap kontak erat penderita, meliputi tetangga, teman sekolah, dan teman bermain.
  2. Pengambilan spesimen pada kontak erat bergejala.
  3. Edukasi kesehatan kepada keluarga tentang tanda, gejala, dan penularan penyakit campak.
  4. Koordinasi lintas sektor dengan pemerintah desa dan pihak terkait untuk pencegahan penularan lebih luas.
  5. Koordinasi lintas program, khususnya petugas imunisasi, untuk mengevaluasi status imunisasi anak-anak di wilayah terdampak.
  6. Edukasi masyarakat melalui Posyandu terkait penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Baca Juga  Instruksi Gubernur Sulbar: Uji Mutu Biji Kopi dan Kakao untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan bahwa penanganan cepat kasus campak ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov Sulbar dalam menjaga kesehatan masyarakat.

Baca Juga  Setelah Matakali, SDK Janji Programkan Pengerjaan Pendangkalan Sungai Tumpiling Tahun Depan

“Gerak cepat yang dilakukan tim kesehatan di Polman adalah wujud nyata implementasi visi Sulbar Maju dan Sejahtera yang dicanangkan oleh Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga, dengan misi membangun sumber daya manusia unggul dan berkarakter melalui Quick Wins Sulbar Sehat,” kata dr. Nursyamsi, Kamis 25 September 2025.

Baca Juga  Dinkes Sulbar Gelar Visitasi di RS Mitra Manakarra, Pastikan Kualitas Layanan ICU dan Ruang Intensif

Ia menambahkan, campak merupakan penyakit yang sangat menular namun dapat dicegah melalui imunisasi. Oleh karena itu, capaian imunisasi dasar lengkap harus terus dikejar agar kejadian luar biasa (KLB) dapat dicegah di masa mendatang. (Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *